Minggu, 18 September 2011

AHLUSUNNAH WAL JAMA'AH (4)


AHLUSUNNAH WAL JAMA'AH (4)
Oleh: DR. KH. MA. Sahal Machfudh
Ketua Umum MUI
Paham Ahlussunnah Wal Jama'ah
Sebagaimana disebutkan pada uraian di atas bahwa ruang lingkup aswaja mencakup aqidah, syari'ah dan akhlak. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan didiskusikan masing-masing ketiga ruang maksudnya.
Aqidah
1. Pengertian Iman
Iman ialah membenarkan dengan hati dan mengucapkan dengan lisan. Iman yang sempurna tidak akan tercapai kecuali dengan amal perbuatan, firman Allah SWT :
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh bagi mereka adalah surga firdaus menjadi tempat tinggal”.
Dan firman Allah SWT :
"Maka demikian Tuhanmu mereka tidak beriman hingga mereka berhukum kepada kamu dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (Q.S An-Nisa : 65).
Iman yang hakiki merupakan kekuatan pendorong untuk berbuat amal saleh yang membuahkan kebaikan dan kebahagiaan kepada manusia.
2. Rukun Iman
Rukun iman ada enam yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qadha dan qadhar. Iman kepada Allah meyakini bahwa Allah itu maha esa tidak ada yang menyekutukannya, Dia maha pencipta, maha menghidupkan dan maha pematikan. Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Iman kepada malaikat ialah meyakini bahwa Allah telah menetapkan mereka sebagi rosul yang meklasanakan perintah-perintah-Nya. Iman kepada kitab-kitab suci meyakini bahwa Allah menurunkan kitab-kitab sucinya kepada rosul untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup. Iman kepada rosul-rosul ialah meyakini bahwa Allah memilih di antara manusia orang-orang tertentu sebagai rosul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia sebagai pedoman hidupnya di dunia. Iman kepada hari akhir ialah meyakini bahwa hari akhir (kiamat) itu pasti akan terjadi. Demikian pula terjadinya hari kebangkitan manusia, hari berkumpul (hasyr), hari pembalasan, surga dan neraka. Iman kepada qodhar yang baik dan yang buruk ialah meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah ditentukan oleh Allah sebelum terjadi. Namun demikian, manusia wajib berikhtiar dan berusaha, jangan hanya menyerah (tawakkal) pada qodhar. Semua perbuatan manusia, baik iman maupun kafir, baik taat maupun maksiat, adalah diciptakan oleh Allah SWT.
Ciri khas aqidah Aswaja
a. Menggunakan Metode yang sesuai dengan perkembangan zaman dan menggunakan bahasa kontemporer dalam upaya membela aqidah menghadapi arus yang berusaha untuk menghancurkan dan mengamburkan ajaran Islam.
b. Berpegang kepada sikap tauqif, tanzih, dan tafwidh dalam masalah-masalah mutasyabihat yang ada dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah seperti ayat :
"Tuhan itu berkuasa di atas singgasana." (Thaha : 5)
"Tangan Allah di atas semua tangan mereka." (Al-Fath : 10)
"dan Kekal wajah Tuhanmu." (Ar-rahman : 27)
c. Merupakan mazhab jalan tengah (moderat) tidak menafikkan sifat dan tidak mentasyabihkan (menyerupakan)-Nya dengan makhluk, sebagaimana firman Allah :
"Demikianlah kami menjadikan kamu umat yang moderat, jalan tengah”. (Al-Baqoroh : 143).
d. Memadukan akal dan nash dalam pengertian mendahulukan nash sebagai dasar utama dan akal sebagai penunjang. Apabila terjadi pertentangan antara akal dan nash, maka didahulukan nash karena akal tidak mampu untuk memahami kehendak nash.
4. Khalifah
Khalifah rosul dan sebaik-baiknya manusia sesudah Rosul SAW secara berurutan adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Mereka semua disebut khalifaturrasyiddin.
Syari'ah
Bagi Ahlus Sunnah Wal Jamaah .............. (bersambung pada edisi ke 5)







Bersalaman setelah shalat adalah sesuatu yang dianjurkan dalam Islam karena bisa menambah eratnya persaudaraan sesama umat Islam.  Aktifitas ini sama sekali tidak merusak shalat seseorang karena dilakukan setelah prosesi shalat selesai dengan sempurna.
Berikut ini adalah beberapa dalilnya.





Artinya : Diriwayatkan dari al-Barra' dari Azib ra. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum berpisah”. (H.R. Abu Dawud)




Artinya : Diriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh bersama Rasulullah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami Nabi, lalu mereka mengusapkan ke wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke wajah saya. (H.R. Bukhori, hadits ke 3360).




Artinya : Dari Qaladah bin Diamah r.a. berkata: saya berkata kepada Anas bin Malik, apakah mushafahah itu dilakukan oleh para sahabat Rasul? Anas menjawab : ya (benar)

Hadits-hadits di atas adalah menunjuk pada mushafahah secara umum, yang meliputi baik mushafahah setelah shalat maupun di luar setelah shalat.1
Jadi pada intinya mushafahah itu benar-benar disyariatkan baik setelah shalat maupun dalam waktu­-waktu yang lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadits di atas.
Pendapat Para Ulama 2

1. Imam Al-Thahawi




Artinya : Bahwa bersalaman setelah sholat adalah sunah dan begitu juga setiap berjumpa dengan sesama Muslim.

2. Imam lzzuddin bin Abdissalam
Beliau berkata :



Artinya : (Mushafahah setelah shalat) adalah masuk dalam kategori bid'ah yang diperbolehkan.

3. Syelkh Abdul Ghani an-Nabilisi
Beliau berkata :



Artinya : Mushafahah setelah sholat masuk dalam keumuman hadits tentang mushafahah secara mutlak.

4. Imam Muhyidin an-Nawawi

Beliau Berkata :







Artinya : Sesungguhnya mushafahah setelah shalat dan mendoakan saudara Muslim supaya shalatnya diterima oleh Allah, dengan ungkapan (semoga Allah menerima shalat anda), adalah di dalamnya terdapat kebaikan yang besar dan menambah kedekatan (antar sesama) dan menjadi sabab eratnya hati dan menampakkan kesatuan antar sesama umat Islam.

Referensi :
1. Yusuf al-Khathar, Ibid, hal. 612
2. Semua keterangan diambil dari, Ibid.


Silahkan Baca Selanjutnya...!Foswan tetap oke!>>